PENENTUAN KAPASITAS PRODUKSI : USAHA
MANUFAKTUR
A. Pendahuluan
Seiring dengan
meningkatnya persaingan diantara industri manufaktur dalam mencapai tujuan
utama perusahaan yaitu memperoleh keuntungan yang maksimal tetapi dengan faktor
produksi yang paling minimal. Persaingan ini menjadi sangat ketat disebabkan
banyaknya industri yang sama sedangkan pangsa pasar terbatas atau konsumen yang
cendrung itu-itu juga.
Disamping ingin mencapai tujuan yang
sama semua perusahaan berharap akan dapat berumur panjang dan selalu berkembang
mencapai kemajuan yang paling maksimal. Oleh karena itu semua perusahan
manufaktur dituntut selalu dapat memenuhi semua kebutuhan konsumen sesuai
bidang usaha-usahanya masing-masing terutama dalam hal kualitas barang yang
baik serta waktu penyelesaian produksi
dan pengiriman yang cepat.
Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan
konsumen tersebut, persoalan manufaktur akan dihadapkan pada berbagai masalah
salah satu diantaranya adalah penentuan
kapasitas produksi dalam usaha manufaktur.
Oleh karna itu dalam makalah ini akan di bahas tentang perencanaan kapasitas
dan metode penentuan kapasitas pada usaha manufaktu.
B. Perencanaan Kapasitas
Sebuah usaha produksi
baru bisa bekerja dengan baik bila dijalankan oleh produsen atau yang sering
kita sebut sebagai Pegusaha (entrepreneur). Pengusaha adalah orang yang mencari
peluang yang menguntungkan dan mengambil risiko seperlunya untuk merencanakan
dan mengelola suatu bisnis.
Tugas utama dari bagian produksi dalam
kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan secara umum adalah berusaha
mencapai biaya produksi yang rendah, mutu produk yang tinggi, tanggapan yang
cepat atas permintaan, dan fleksibilitas untuk membuat beragam barang yang
sesuai dengan selera dan spesifikasi pelanggan (Amirullah, 2002) .
Fungsi-fungsi operasi yang akan dibahas di sini meliputi;
1) perencanaan dan desain produk
2) perencanaan kapasitas produk
3) perencanaan layout pabrik
4) Perencanaan Layout Mesin-mesin Pabrik
5) Perencanaan Bahan Baku
Fungsi-fungsi operasi yang akan dibahas di sini meliputi;
1) perencanaan dan desain produk
2) perencanaan kapasitas produk
3) perencanaan layout pabrik
4) Perencanaan Layout Mesin-mesin Pabrik
5) Perencanaan Bahan Baku
Didalam suatu unit usaha
dikenal adanya berbagai macam fungsi yang saling berkaitan antara yang satu
dengan lainnya, diantaranya terdapat tiga fungsi pokok yang selalu dijumpai
yaitu :
1. Pemasaran (marketing) yang merupakan ujung tombak
dari unit usaha, sebab bagian ini langsung berkaitan dengan konsumen.
Keterkaitan ini dimulai dari identifikasi kebutuhan
konsumen (jenis dan jumlahnya) maupun pelayanan dan pengantaran produk ketangan
konsumen.
2. Keuangan (finance) yang bertanggung jawab atas
perolehan dana guna pembiayaan aktivitas unit usaha serta pengelolaan dana
secara ekonomis sehingga kelangsungan dan perkembangan unit usaha dapat
dipertahankan.
3. Produksi (operasi) yang merupakan penghasil dari
produk atau jasa yang akan dipasarkan kepada konsumen. Matakala ini mencoba membahas tentang
perencanaan
kasitas dan metode perencanaan kapasitas.
Menurut Chase dan Aquilano (1955).Chase serta
Russel Taylor (2000), kapasitas merupakan jumlah keluaran yang dapat dihasilkan
oleh suatu sistem produksi dalam cakrawala waktu tertentu, yaitu selama satu tahun atau dalam beberapa tahun mendatang.
Kapasitas
tenaga kerja taylor
(2000) membedakan strategi perencanaan kapasitas ke dalam tiga tipe, yaitu :
a.
Capacity lead strategy, suatu strategi pengembangan kapasitas yang bersifat
agresif dan dimaksudkan untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan di masa
yang akan datang.
b.
Capacity lag strategy, suatu strategi pengembangan kapasitas yang bersifat
konservatif, peningkatan kapasitas dilakukan setelah terjadi peningkatan pasar.
Strategi ini bermaksud untuk memaksimumkan maslahat ekonomi investasi, namun
dapat saja berakibat jelek terhadap pelayanan kepada pelanggan.
c.
Average capacity strategy, strategi kapasitas rata-rata, suatu stratgi
pengembangan kapasitas yang diselaraskan dengan rata-rata peningkatan estimasi
permintaan.
Menurut Yamit
(2003), perencanaan kapasitas produksi adalah jumlah maksimum output yang dapat
diproduksi dalam satuan waktu tertentu. Contoh : bus mempunyai kapasitas kursi
40 sekali jalan, pabrik pupuk mempunyai kapasitas 100.000 kg sekali produksi
Kapasitas produksi dikaitkan dengan kapasitas sumber daya yang dimiliki seperti
:
Kapasitas
tenaga kerja
Kapasitas mesin
Kapasitas bahan
baku
Kapasitas modal
I. Perencanaan
Kapasitas Jangka Pendek
Digunakan untuk
menangani secara ekonomis hal-hal yang bersifat mendadak di masa yang akan
datang. Umumnya perusahaan tidak beroperasi secara penuh 24 jam dan 7
hari/minggu. Pada umumnya untuk usaha berskala kecil yang berproduksi
berdasarkan pesanan, contoh : catering, penjahit dll. Menurut Krajewzki dan
Ritzman dalam Yamit (2003), ada 5 cara yang dapat digunakan perusahaan untuk
meningkatkan kapasitas produksi jangka pendek :
1.
Meningkatkan jumlah sumber daya :
a)
Penggunaan kerja lembur
b)
Penambahan regu kerja
c)
Memberikan kesempatan kerja secara part-time
d)
Sub-kontrak
e)
Kontrak kerja
2. Memperbaiki
penggunaan sumber daya :
a) Mengatur
regu kerja
b) Menetapkan
skedul
3. Memodifikasi
produk :
a) Menentukan
standar produk
b) Melakukan
pengawasan kualitas
4. Memperbaiki
permintaan :
a) Melakukan
perubahan harga
b) Melakukan
perubahan promosi
5. Tidak
memenuhi permintaan : tidak mensuplai semua permintaan
II. Perencanaan
Kapasitas Jangka Panjang
Dalam
perencanaan kapasitas jangka panjang segala kemungkinan yang terjadi sudah
dapat diperkirakan sebelumnya secara matang. Ada 2 strategi yang dapat ditempuh
perusahaan :
a. Strategi
Melihat dan Menunggu (Wait and See Strategy)
Strategi
melihat dan menunggu (wait and see strategy) adalah strategi hati-hati karena
kapasitas produksi akan dinaikkan apabila permintaan konsumen sudah naik.
b. Strategi
Ekspansionis
Strategi ekspansionis adalah strategi
melebihi produksi / di atas permintaan, sehingga diharapkan tidak terjadi
kekurangan produk di pasaran yang menyebabkan peluang masuknya pesaing lain
& menjamin pelayanan terbaik dengan tersedianya produk di pasaran.
Pada masa lalu pengertian
produksi hanya dikaitkan dengan unit usaha fabrikasi yaitu yang menghasilkan
barang – barang nyata seperti mobil, perabot, semen dsb, namun pengertian
produksi pada saat ini menjadi semakin meluas. Produksi sering diartikan
sebagai aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan nilai masukan (input)
menjadi keluaran (output). Dengan demikian maka kegiatan usaha jasa seperti
dijumpai pada perusahaan angkutan, asuransi, bank, pos, telekomunikasi, dsb
menjalankan juga kegiatan produksi. Secara skematis sistem produksi dapat
digambarkan sbb:
Gambar 1.: Skema Sistem Produksi
Ada sekurang – kurangnya 4
perbedaan pokok antara usaha jasa dan usaha pabrikasi, yaitu :
a. Dalam
unit usaha pabrikasi keluarannya merupakan barang real sehingga
produktovitasnya akan lebih mudah diukur bila dibandingkan dengan unit usaha
jasa yang keluarannya berupa pelayanan
b. Kualitas produk yang dihasilkan
dari usaha pabrikasi lebih mudah ditentukan standarnya
c. Kontak langsung dengan konsumen
tidak selalu terjadi pada usaha pabrikasi sedangkan pada usaha jasa kontak
langsung dengan konsumen merupakan suatu yang tidak dapat dielakkan
d. Tidak akan dijumpai adanya
persediaan akhir di dalam usaha jasa sedang dalam usaha pabrikasi adanya
persediaan sesuatu yang sulit dihindarkan.
Secara garis besar
transformasi produksi dapat diklasifikasikan :
1)
Transformasi pabrikasi yaitu suatu
transformasi yang bersifat diskrit dan menghasilkan produk nyata. Suatu
transformasi dikatakan bersifat diskrit bila antara suatu operasi dan operasi
yang lain dapat dibedakandengan jelas seperti dijumpai pada pabrik mobil,
misalnya.
2) Transformasi proses yaitu
suatu transformasi yang bersifat continue dimana diantara operasi yang satu
dengan operasi yang lain kurang dapat dibedakan secara nyata, seperti dijumpai
pada pabrik pupuk dan semen, misalnya.
3) Transformasi jasa yaitu suatu
transformasi yang tidak mengubah secara fisik masukan menjadi keluaran; dalam
hal ini secara fisik keluaran akan sama dengan masukan, namun transformasi
jenis ini akan meningkatkan nilai masukannya, misalnya pada perusahaan
angkutan. Sistem transformasi jasa sering disebut sebagai system operasi.
Ditinjau dari kedatangan
konsumen dan jumlah yang diminta, transformasi
produksi dapat dibedakan atas :
a.
Job shop, transformasi produksi
bekerja bila ada pesanan saja. Jumlah pesanan relatif tidak terlalu besar dan
jenis produk yang dipesan tidak standar sesuai dengan permintaan konsumen
b.
Flow shop, transformasi produksi
akan selalu bekerja baik ada pesanan maupun tidak. Jumlah pesanan biasanya
relatif besar dan jenis produksinya standar.
Flow shop dapat dibedakan
atas :
1) Flow line / batch
2) Assembly line
3) Continuous
c. Project, adalah bentuk
spesial dari transformasi produksi dimana hanya ada satu atau beberapa pesanan
yang spesifik dari konsumen.
C. Metode Perencanaan Kapasitas
Dalam Yamit (2003), metode perencanaan kapasitas
produksi terdiri dari Metode Break Even Point (BEP)
Metode
BEP dapat digunakan untuk menentukan kapasitas produksi. BEP diartikan sebagai
suatu keadaan dimana total pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR=TC)
atau laba = 0.
Metode
Linier Programing (LP) :
Metode
Linier Programing (LP) merupakan teknik matematik dalam membantu manajemen
dalam mengambil keputusan. Metodel L inier Programing
dalam penentuan kapasitas produksi optimum
menggunakan formulasi model matematik dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tentukan variabel keputusan
dan buat dalam notasi matematik.
b. Tentukan fungsi tujuan yang
ingin dicapai dengan memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya, adalah
sama dengan biaya variabel perunit
c.
Tentukan fungsi kendala.
Model L inier Programing (LP) dapat digunakan 2 metode
yaitu :
a.
Metode Grafik
b.
Metode Simplek
Menurut sebuah kelompok keuangan internasional, pertanian merupakan sumber mata pencaharian utama di seluruh dunia, terutama bagi sebagian besar masyarakat miskin yang tinggal di daerah pedesaan di negara berkembang. tantangan utama bagi sebagian besar petani ini adalah akses ke keuangan. kurangnya akses ke keuangan merupakan hambatan utama bagi petani dalam meningkatkan efisiensi produksi mereka dan mengadopsi teknologi yang lebih baik. Jadi, memiliki pemahaman yang lebih baik tentang keuangan pertanian adalah hal yang sangat penting bagi petani atau orang lain yang mungkin berhubungan dengannya dalam kehidupan sehari-hari. agar setelah membaca artikel ini, kita dapat memiliki pemahaman tentang konsep keuangan dan aplikasi praktis keuangan yang penting bagi siapa saja, terutama masalah manajerial penting di bidang pertanian yang melibatkan keuangan. hubungi pedroloanss@gmail.com untuk pinjaman pertanian dan jenis pinjaman lainnya dengan tingkat 2.
BalasHapus