Total Tayangan Halaman

Minggu, 20 November 2011

PENENTUAN KAPASITAS PRODUKSI : USAHA MANUFAKTUR



PENENTUAN KAPASITAS PRODUKSI : USAHA MANUFAKTUR


A.   Pendahuluan
Seiring dengan meningkatnya persaingan diantara industri manufaktur dalam mencapai tujuan utama perusahaan yaitu memperoleh keuntungan yang maksimal tetapi dengan faktor produksi yang paling minimal. Persaingan ini menjadi sangat ketat disebabkan banyaknya industri yang sama sedangkan pangsa pasar terbatas atau konsumen yang cendrung itu-itu juga.
            Disamping ingin mencapai tujuan yang sama semua perusahaan berharap akan dapat berumur panjang dan selalu berkembang mencapai kemajuan yang paling maksimal. Oleh karena itu semua perusahan manufaktur dituntut selalu dapat memenuhi semua kebutuhan konsumen sesuai bidang usaha-usahanya masing-masing terutama dalam hal kualitas barang yang baik serta waktu penyelesaian   produksi dan pengiriman yang cepat.
            Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut, persoalan manufaktur akan dihadapkan pada berbagai masalah salah satu diantaranya adalah  penentuan kapasitas  produksi dalam usaha manufaktur. Oleh karna itu dalam makalah ini akan di bahas tentang perencanaan kapasitas dan metode penentuan kapasitas pada usaha manufaktu.

B.   Perencanaan Kapasitas
Sebuah usaha produksi baru bisa bekerja dengan baik bila dijalankan oleh produsen atau yang sering kita sebut sebagai Pegusaha (entrepreneur). Pengusaha adalah orang yang mencari peluang yang menguntungkan dan mengambil risiko seperlunya untuk merencanakan dan mengelola suatu bisnis.
Tugas utama dari bagian produksi dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan secara umum adalah berusaha mencapai biaya produksi yang rendah, mutu produk yang tinggi, tanggapan yang cepat atas permintaan, dan fleksibilitas untuk membuat beragam barang yang sesuai dengan selera dan spesifikasi pelanggan (Amirullah, 2002) .
Fungsi-fungsi operasi yang akan dibahas di sini meliputi;
1) perencanaan dan desain produk
2) perencanaan kapasitas produk
3) perencanaan layout pabrik
4) Perencanaan Layout Mesin-mesin Pabrik
5) Perencanaan Bahan Baku
Didalam suatu unit usaha dikenal adanya berbagai macam fungsi yang saling berkaitan antara yang satu dengan lainnya, diantaranya terdapat tiga fungsi pokok yang selalu dijumpai yaitu :
1. Pemasaran (marketing) yang merupakan ujung tombak dari unit usaha, sebab bagian ini langsung berkaitan dengan konsumen.
Keterkaitan ini dimulai dari identifikasi kebutuhan konsumen (jenis dan jumlahnya) maupun pelayanan dan pengantaran produk ketangan konsumen.
2. Keuangan (finance) yang bertanggung jawab atas perolehan dana guna pembiayaan aktivitas unit usaha serta pengelolaan dana secara ekonomis sehingga kelangsungan dan perkembangan unit usaha dapat dipertahankan.
3. Produksi (operasi) yang merupakan penghasil dari produk atau jasa yang akan dipasarkan kepada konsumen. Matakala ini mencoba membahas tentang perencanaan kasitas dan metode perencanaan kapasitas.
Menurut Chase dan Aquilano (1955).Chase serta Russel Taylor (2000), kapasitas merupakan jumlah keluaran yang dapat dihasilkan oleh suatu sistem produksi dalam cakrawala waktu tertentu, yaitu selama satu tahun atau dalam beberapa tahun mendatang.
Kapasitas tenaga kerja  taylor (2000) membedakan strategi perencanaan kapasitas ke dalam tiga tipe, yaitu :
a.    Capacity lead strategy, suatu strategi pengembangan kapasitas yang bersifat agresif dan dimaksudkan untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan di masa yang akan datang.
b.    Capacity lag strategy, suatu strategi pengembangan kapasitas yang bersifat konservatif, peningkatan kapasitas dilakukan setelah terjadi peningkatan pasar. Strategi ini bermaksud untuk memaksimumkan maslahat ekonomi investasi, namun dapat saja berakibat jelek terhadap pelayanan kepada pelanggan.
c.    Average capacity strategy, strategi kapasitas rata-rata, suatu stratgi pengembangan kapasitas yang diselaraskan dengan rata-rata peningkatan estimasi permintaan.

Menurut Yamit (2003), perencanaan kapasitas produksi adalah jumlah maksimum output yang dapat diproduksi dalam satuan waktu tertentu. Contoh : bus mempunyai kapasitas kursi 40 sekali jalan, pabrik pupuk mempunyai kapasitas 100.000 kg sekali produksi Kapasitas produksi dikaitkan dengan kapasitas sumber daya yang dimiliki seperti :
Kapasitas tenaga kerja
Kapasitas mesin
Kapasitas bahan baku
Kapasitas modal
I. Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek
Digunakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang bersifat mendadak di masa yang akan datang. Umumnya perusahaan tidak beroperasi secara penuh 24 jam dan 7 hari/minggu. Pada umumnya untuk usaha berskala kecil yang berproduksi berdasarkan pesanan, contoh : catering, penjahit dll. Menurut Krajewzki dan Ritzman dalam Yamit (2003), ada 5 cara yang dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi jangka pendek :
1.    Meningkatkan jumlah sumber daya :
a)    Penggunaan kerja lembur        
b)    Penambahan regu kerja
c)    Memberikan kesempatan kerja secara part-time
d)    Sub-kontrak
e)    Kontrak kerja
2. Memperbaiki penggunaan sumber daya :
a)    Mengatur regu kerja
b)    Menetapkan skedul
3. Memodifikasi produk :
a)    Menentukan standar produk
b)    Melakukan pengawasan kualitas
4. Memperbaiki permintaan :
a)    Melakukan perubahan harga
b)    Melakukan perubahan promosi
5. Tidak memenuhi permintaan : tidak mensuplai semua permintaan
II. Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang
Dalam perencanaan kapasitas jangka panjang segala kemungkinan yang terjadi sudah dapat diperkirakan sebelumnya secara matang. Ada 2 strategi yang dapat ditempuh perusahaan :
a. Strategi Melihat dan Menunggu (Wait and See Strategy)
Strategi melihat dan menunggu (wait and see strategy) adalah strategi hati-hati karena kapasitas produksi akan dinaikkan apabila permintaan konsumen sudah naik.
b. Strategi Ekspansionis
Strategi ekspansionis adalah strategi melebihi produksi / di atas permintaan, sehingga diharapkan tidak terjadi kekurangan produk di pasaran yang menyebabkan peluang masuknya pesaing lain & menjamin pelayanan terbaik dengan tersedianya produk di pasaran.
Pada masa lalu pengertian produksi hanya dikaitkan dengan unit usaha fabrikasi yaitu yang menghasilkan barang – barang nyata seperti mobil, perabot, semen dsb, namun pengertian produksi pada saat ini menjadi semakin meluas. Produksi sering diartikan sebagai aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan nilai masukan (input) menjadi keluaran (output). Dengan demikian maka kegiatan usaha jasa seperti dijumpai pada perusahaan angkutan, asuransi, bank, pos, telekomunikasi, dsb menjalankan juga kegiatan produksi. Secara skematis sistem produksi dapat digambarkan sbb:
Gambar 1.: Skema Sistem Produksi
Ada sekurang – kurangnya 4 perbedaan pokok antara usaha jasa dan usaha pabrikasi, yaitu :
a. Dalam unit usaha pabrikasi keluarannya merupakan barang real sehingga produktovitasnya akan lebih mudah diukur bila dibandingkan dengan unit usaha jasa yang keluarannya berupa pelayanan
b. Kualitas produk yang dihasilkan dari usaha pabrikasi lebih mudah ditentukan standarnya
c. Kontak langsung dengan konsumen tidak selalu terjadi pada usaha pabrikasi sedangkan pada usaha jasa kontak langsung dengan konsumen merupakan suatu yang tidak dapat dielakkan
d. Tidak akan dijumpai adanya persediaan akhir di dalam usaha jasa sedang dalam usaha pabrikasi adanya persediaan sesuatu yang sulit dihindarkan.
Secara garis besar transformasi produksi dapat diklasifikasikan :
1)    Transformasi pabrikasi yaitu suatu transformasi yang bersifat diskrit dan menghasilkan produk nyata. Suatu transformasi dikatakan bersifat diskrit bila antara suatu operasi dan operasi yang lain dapat dibedakandengan jelas seperti dijumpai pada pabrik mobil, misalnya.
2)    Transformasi proses yaitu suatu transformasi yang bersifat continue dimana diantara operasi yang satu dengan operasi yang lain kurang dapat dibedakan secara nyata, seperti dijumpai pada pabrik pupuk dan semen, misalnya.
3)    Transformasi jasa yaitu suatu transformasi yang tidak mengubah secara fisik masukan menjadi keluaran; dalam hal ini secara fisik keluaran akan sama dengan masukan, namun transformasi jenis ini akan meningkatkan nilai masukannya, misalnya pada perusahaan angkutan. Sistem transformasi jasa sering disebut sebagai system operasi.
Ditinjau dari kedatangan konsumen dan jumlah yang diminta, transformasi
produksi dapat dibedakan atas :
a.    Job shop, transformasi produksi bekerja bila ada pesanan saja. Jumlah pesanan relatif tidak terlalu besar dan jenis produk yang dipesan tidak standar sesuai dengan permintaan konsumen
b.    Flow shop, transformasi produksi akan selalu bekerja baik ada pesanan maupun tidak. Jumlah pesanan biasanya relatif besar dan jenis produksinya standar.
Flow shop dapat dibedakan atas :
1)    Flow line / batch
2)    Assembly line
3)    Continuous
c.    Project, adalah bentuk spesial dari transformasi produksi dimana hanya ada satu atau beberapa pesanan yang spesifik dari konsumen.

C.   Metode Perencanaan Kapasitas
            Dalam Yamit (2003), metode perencanaan kapasitas produksi terdiri dari Metode Break Even Point (BEP)
Metode BEP dapat digunakan untuk menentukan kapasitas produksi. BEP diartikan sebagai suatu keadaan dimana total pendapatan besarnya sama dengan total biaya (TR=TC) atau laba = 0.
Metode Linier Programing (LP) :
Metode Linier Programing (LP) merupakan teknik matematik dalam membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Metodel L inier Programing  dalam penentuan kapasitas produksi optimum menggunakan formulasi model matematik dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.    Tentukan variabel keputusan dan buat dalam notasi matematik.
b.    Tentukan fungsi tujuan yang ingin dicapai dengan memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya, adalah sama dengan biaya variabel perunit
c.    Tentukan fungsi kendala.
Model L inier Programing (LP) dapat digunakan 2 metode yaitu :
a.    Metode Grafik
b.    Metode Simplek





















1 komentar:

  1. Menurut sebuah kelompok keuangan internasional, pertanian merupakan sumber mata pencaharian utama di seluruh dunia, terutama bagi sebagian besar masyarakat miskin yang tinggal di daerah pedesaan di negara berkembang. tantangan utama bagi sebagian besar petani ini adalah akses ke keuangan. kurangnya akses ke keuangan merupakan hambatan utama bagi petani dalam meningkatkan efisiensi produksi mereka dan mengadopsi teknologi yang lebih baik. Jadi, memiliki pemahaman yang lebih baik tentang keuangan pertanian adalah hal yang sangat penting bagi petani atau orang lain yang mungkin berhubungan dengannya dalam kehidupan sehari-hari. agar setelah membaca artikel ini, kita dapat memiliki pemahaman tentang konsep keuangan dan aplikasi praktis keuangan yang penting bagi siapa saja, terutama masalah manajerial penting di bidang pertanian yang melibatkan keuangan. hubungi pedroloanss@gmail.com untuk pinjaman pertanian dan jenis pinjaman lainnya dengan tingkat 2.

    BalasHapus