MENGGAPAI KEBAHAGIAAN SEJATI
السلام عليكم ورحمة الله
وبركاته
إن
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا
من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا
شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله،
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي
تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ،
أما
بعد ...
فإن
أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي
محمد صلي الله عليه وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل
ضلالة في النار
الله أكبر الله
أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Kaum muslimin yang dimuliakan
Allah!
Ahamdulillah,
kita bersyukur kepada Alloh swt. Karena pada pagi hari ini kita dikarunai Allah
SWT kesempatan untuk menyambut hari raya idul Adha, setelah kaum muslimin
sedunia melakukan wukuf di Padang Arofah
dan setelah umat Islam melaksanakan puasa sunnah mulai tanggan 1 sampai
9 Dzulhijjah, khususnya tanggal 8 dan 9
yaitu hari Tarwiyah dan Arofah.
Bersyukur karena kembali
mendapatkan satu kesempatan untuk ruku’ dan sujud. Untuk memuji, mensucikan dan
mengagungkan Allah. Kesempatan untuk beristighfar dan bertaubat kepada Allah.
Untuk membuktikan bahwa kita selalu siap untuk berkurban di jalan Allah.
Kesempatan untuk beramal shaleh dan memperbaiki catatan pertanggungjawaban kita
di sisi Allah.
Kita harus mensyukuri dan
menggunakannya dengan sebaik-baiknya, sebab mungkin inilah kebaikan terakhir
yang kita kerjakan di dunia ini. Mungkin setelah ini tiada lagi saat untuk
ruku’ dan sujud. Tiada lagi waktu untuk tasbih, tahmid dan takbir untuk kita.
Tiada lagi kesempatan untuk beristighfar dan bertaubat. Tiada lagi kurban.
Karena yang ada adalah saatnya
bagi kita untuk memenuhi panggilan Allah, menyerah di hadapan sang penghancur
segala kenikmatan; yaitu kematian. Dan kematian itu sungguh sangat dekat. Lebih
dekat dari yang dapat kita bayangkan.
Allahu akbar,
Allahu akbar, walillahil hamd
Manusia yang bermacam-macam rupa,
warna, bahasa, bangsa dan agama mempunyai satu kesatuan ( kesamaan), yaitu kesamaan
tujuan hidup. Mereka yang bermacam-macam pekerjaan, profesi dan tingkat
pendidikan itu, ternyata yang mereka cari hanya satu yaitu ketentraman,
kedamaian dan kebahagiaan.
Ketahuilah, bahwa manusia itu tidak
akan mencapai kebahagiaan hakiki di dunia dan di akhirat kecuali melalui satu
jalan, yaitu Al-Islam. Baginda Rasulullah SAW bersabda :
قََدْ اَفْلَحَ مَنْ اَاسْلامَ وَرُذِقُ كَفَا
فاَ وَقَنَعهُ بِمَا اتاهُ
“ Sunggu beruntunglah orang-orang
berserah diri (masuk Islam), diberi rezki yang cukup, dan diberikan perasaan
puas oleh Alloh (qana’ah) atas apa yang telah dia berikan kepadanya.” (H.R. Ahmad dan Muslim)
Dalam riwayat yang lain Nabi SAW
bersabda :
قََدْ اَفْلَحَ مَنْ
هُدِيَ اِلََى الاِسْلامِ وَرُذِقَ اْلكَفَا فَ وَقِنعَ بِهِ
“ Sunggu beruntung orang yang orang
yang mendapat petunjuk ke dalam Islam, dan hidup berkecukupan, serta merasah
puas atas pemberian Alloh (qana’ah) .” (HR. Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah)
Allahu akbar,
Allahu akbar, walillahil hamd
Idul Adha adalah saat untuk
merenungkan hikmah-hikmah ilahiyah di balik kisah perjalanan hidup dan
pengorbanan tiada henti seorang Ibrahim.
Hikmah dari perjalanan
Nabi Ibrahim alaihissalam adalah bahwa asas utama dan pilar terpenting
kehidupan ini adalah Tauhid.
Itulah
sebabnya, seluruh nabi dan rasul yang diutus Allah semuanya membawa misi yang
sama, yaitu misi Tauhid. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَا
أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا
إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
“Dan
tidaklah Kami mengutus sebelum engkau (Muhammad) seorang rasul melainkan Kami
wahyukan kepadanya bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain AKU
(ALLAH), karena itu sembahlah AKU.” (al-Anbiya’:25)
Karena itu, Ibrahim alaihissalam
sejak awal perjalanan hidupnya telah mengajarkan pada kita betapa
pentingnya Tauhid dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun sosial.
Semangatnya untuk menghadirkan ketentraman, kebaikan dan kedamaian di tengah
masyarakatnya-lah yang mendorong Ibrahim alaihissalam untuk berjuang dan
berkorban menegakkan Tauhid, serta memberantas kesyirikan. Untuk menegakkan
Tauhid yang merupakan landasan utama kemuliaan pribadi dan masyarakat.
Allahu akbar,
Allahu akbar, walillahil hamd
Sesungguhnya kebahagiaan itu tidak
dipero;eh dengan mengumbar hawa nafsu , memuaskan syahwat dan menumpuk harta.
Akan tetapi kebagiaan itu diperoleh dengan himmah ( gairah hidup), pola pikir
dan pola hidup yang Islami.
Allah SWT menegaskan bahwa kebahagiaan
sejati itu hanya diperoleh melalui iman dan taqwa dalam firmannya :
من عمل صالحا من ذكر أو أنثى وهو مؤمن فلنحيينه حياة
طيبة ولنجزينهم أجرهم بأحسن ما كانوا يعملون
“Barang siapa yang mengerjakan amal shalih , baik laki-laki
maupun perempuan , dalam keadaan beriman , maka sesungguhnya akan kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik , dan sesungguhnya akan kami beri mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S.
An-Nahl : 97)
Allahu akbar,
Allahu akbar, walillahil hamd
Dalam rangka menggapai kebahagiaan
sejati Islam mengajarkan kepada kita beberapa hal, yaitu :
Pertama : carilah kehidupan akhirat ,
tetapi jangan lupa kehidupan
duniamu. Jadi bukan : Carilah
kehidupan duniamu tetapi jangan melupakan akhirat. Allah SWT , Berfirman Q.S. AL-Qashash : 77)
وابتغ فيما آتاك الله الدار الآخرة ولا تنس نصيبك من
الدنيا وأحسن كما أحسن الله إليك ولا تبغ الفساد في الأرض إن الله لا يحب المفسدين
Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.
Allahu akbar,
Allahu akbar, walillahil hamd
Ma’asyiral
muslimin jama’ah Id yang dimuliakan Alloh.
Kedua :
Untuk mendapatka akhirat harus berani mengorbangkan dunia.
Bukan
sebaliknya : Untuk
mendapatkan dunia kita harus mengorbangkan akhirat , alias dengan melanggar
syariat Islam.
Ingatlah kisah nabi Ibrahim AS. Ketika diperintah Allah untuk
menyembelih puteranya Ismail AS.
·
Adakah sesuatu yang paling dicintai manusia selain
dari darah daginnya sendiri ?
·
adakah anak yang paling dicintai selain anak
satu-satunya yang ia miliki ?
·
adakah anak tunggal yang paling dicintai selain anak
yang sudah lama dinanti-nanti
kehadirannya serta diidam- idamkan, dan lahir ketika orang tua sudah
lanjut usia ?.
·
Adakah anak tunggal seperti tersebut di atas yang
paling dicintai selain anak yang tampan, pintar dan berbakti?.
·
Tidak ada. Semua itu hanya pada diri Ismail as dan
nabi Ibrahim.
Namun demikian
·
Adakah semua itu lebih berharga dari pada ridha Allah.
·
Adakah kebagiaan duniawi tersebut lebih berharga dari
kebahagiaan ukhrawi?.
·
Adakah itu semua membuat Nabi Ibrahim bimbang dan
membangkang?.
Oh … tidak. Ternyata tidak. Demi mendapatkan ridha Allah beliau rela
mengorbangkan anak satu-satunya yang jebih berharga dari nyawanya sendiri.
Bahkan tidak hanya itu, beliau sendiri yang akan menggenggam pedang dan
menyembelihnya. Subehanallah …. Seandainya bukan karena iman yang benar dan
kokoh, tentu tidak akan sanggup berbuat demikian.
Allahu akbar, Allahu akbar,
walillahil hamd
Dimanakah
diri kita dari kisah Nabi Ibrahim As. Ini ? Relakah kita, atau pernahkah kita
mengorbangkan harta, raga atau jiwa untuk membela agama Allah dan untuk mencari
ridha allah ?. ataukah justru sebaliknya, guna mendapatkan sejumlah uang kita
rela melupakan Allah , rela meninggalkan ibadah , rela meninggalkan halal haram
, atau bahkan kita rela menjual agama kita dengan harga murah? Nauzhubillah…
Ketiga :
Kita harus bersabar dalam beribadah, atau dalam menjalankan syariat Islam.
Ingatlah ketika sang bapak yang dengan belas kasihnya
menawarkan ; “ Wahai anakku , sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku
menyembelihmu, bagaimanakah pendapatmu ? Maka si anak yang shalih itu , yang
berbakti kepada Allah dan orang tuanya dengan tegar, sabar dan tawakkal
menjawab : “ Wahai ayah, kalau itu memang perintah Allah maka lakukanlah, Insya
Allah saya akan bersabar. ( Q.S. ash-Shafaat : 102)
Subehanallah Bapak dan anak
sama-sama hebat, tunduk dan patuh kepada
Allah dengan sabar… !
Allahu
akbar, Allahu akbar, walillahil hamd
Ya Allah …. Sesungguhnya kami ini termasuk orang-orang yang zhalim….
Jangankan diancam untuk dibunuh, diancam untuk dikurangi gaji saja kita sudah
rela meninggalkan sholat, berkhianat kepada Allah. Kita ini benar-benar
zhalim…., jangan diancam tidak ada ancaman dari siapa pun kita rela
meninggalkan sholat, dan muslimah rela untuk melepas jilbabnya.. Ancaman Allah
tidak pernah kita hiraukan, justru kita remehkan. Berbagai musibah sudah sering
kita saksikan lewat media teve yang ada dirumah kita masing-masing, tetapi hati
ini sudah terlanjur bebal sehingga tidak bisa kita mengambil pelajaran (ibroh), kita berjalan berlenggang seolah tanpa dosa
dan beban.
Perhatikanlah prioritas-prioritas yang dipintakan
Nabi Ibrahim kepada Allah untuk keturunannya! Jadikan mereka pelaku Tauhid. Dan
jadikan mereka sebagai penegak shalat sejati.
Maka sungguh ironis jika kita lebih khawatir bila
anak-anak kita tidak memiliki keterampilan dan keahlian hidup untuk masa depan
duniawinya, namun tak pernah takut jika mereka tak punya “keterampilan” dan
“keahlian hidup” untuk masa depan akhiratnya. Sungguh ironis jika kita
mengalami stres luar biasa ketika anak kita mengikuti ujian perguruan tinggi
atau penerimaan PNS, tapi kita tidak pernah stres membayangkan apakah anak kita
akan lulus dalam ujian alam kubur dan pengadilan Allah di akhirat. Pernahkan
kita mengkhawatirkan apakah anak-anak kita akan masuk surga kelak?.
Karena itu, belajarlah selalu dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Dengan Tauhid dan ibadah yang benar kepada Allah, anak-anak kita akan
tumbuh menjadi manusia yang kuat dan pemberani. Mereka akan tumbuh dalam
keyakinan bahwa tidak ada satu makhluk pun yang akan mati kecuali setelah ia
menerima semua rezki yang ditakdirkan Allah untuknya. Mereka akan tumbuh dengan
keyakinan bahwa rezki Allah tidak bergantung pada gelar akademik dan pekerjaan
pada instansi tertentu. Rezki Allah ada di seluruh penjuru bumi ini untuk
mereka yang bekerja keras dan bertawakkal pada Allah.
Dengan Tauhid dan pembinaan keislaman yang benar,
insya Allah dengan izin Allah, anak-anak kita akan terbentengi dari
pengaruh-pengaruh negatif yang semakin menggila di zaman ini dan zaman
mendatang. Dan yang tak kalah pentingnya, dengan Tauhid dan tarbiyah keislaman
yang benar, mereka insya Allah akan menjadi pejuang-pejuang perbaikan dan
kebangkitan bagi umat dan bangsa ini.
Allahu akbar,
Allahu akbar, walillahil hamd
Kaum muslimin yang dimuliakan
Allah!
Perlu kami sampaikan bahwa karena hari ini adalah
Jumat maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memberi keringanan
bagi orang-orang yang telah melaksanakan sholat id dipagi hari ini dan memiliki
kesibukan untuk tidak melaksanakan sholat Jumat dan menggantinya dengan sholat
dzuhur meskipun Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para
sahabatnya tetap melaksanakan sholat Jumat.
Hal
ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه،عَنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ قَدْ اجْتَمَعَ فِي يَوْمِكُمْ
هَذَا عِيدَانِ فَمَنْ شَاءَ أَجْزَأَهُ مِنْ الْجُمُعَةِ وَإِنَّا مُجَمِّعُونَ
“Telah
berkumpul dihari ini dua hari Raya, maka barang siapa yang ingin boleh ia tidak
melaksanakan sholat Jumat namun kami (Nabi dan para sahabat)tetap sholat
Jum’at” (HR. Abu
Daud).
Allahu akbar,
Allahu akbar, walillahil hamd
Akhirnya, di penghujung khutbah
ini, marilah kita mengikhlaskan hati, memasrahkan jiwa, dan menyerahkan seluruh
diri ini untuk memohon dan berdoa kepada Allah Azza wa Jalla. Semoga doa
dan munajat kita pagi hari ini menjadi satu di antara doa-doa kita yang
diterima oleh Allah Azza wa Jalla.
الهم صل على محمد وعل الى محم كم صايت على ابرهم وعلى الى
ابراهم
Rabbana, untuk
kesekian kalinya kami menghadap-Mu, memohon ampunan-Mu, meminta belas kasih-Mu
yang maha luas. Ya Allah, dosa kami begitu berlimpah. Rasanya tiada hari yang
terlalui tanpa kedurhakaan pada-Mu. Dosa-dosa kami sudah terlalu banyak. Jika
Engkau tak mengampuni kami, maka siapakah lagi yang akan mengampuni dan
menutupinya selain Engkau ya Allah, Sang Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan
Maha Pengampun. Maka ampunilah, ampunilah, ampunilah diri-diri ini, ya Allah.
Rabbana, Engkau
pun pasti Maha mengetahui betapa banyak kedurhakaan kami kepada kedua orangtua
kami. Betapa banyak hak mereka yang tak sempat kami tunaikan. Ya Allah, kami
sungguh-sungguh memohon ampunilah kedurhakaan kami kepada mereka. Limpahkanlah
rahmat-Mu tak henti-hentinya untuk mereka. Ampuni segala kekurangan mereka
sebagai hamba-Mu. Dan pertemukan kami dengan mereka di dalam limpahan nikmat
surga-Mu.
Rabbana, Engkaulah
yang Maha Mengetahui kapan hidup kami akan berakhir. Jika kelak Engkau
menakdirkan usia ini berakhir, maka karuniakanlah husnul khatimah kepada
kami, ya Allah. Berilah kami kesempatan untuk menutup kehidupan kami di dunia
ini dengan kalimat Tauhid-Mu nan suci: La ilaha illaLlah.
Rabbana, inilah
doa dan munajat kami di hari yang mulia ini. Maka dengan semua Nama-Mu yang
Maha Indah dan seluruh Sifat-Mu yang Maha Tinggi, kami mohon kabulkanlah
munajat-munajat para hamba-Mu yang lemah dan tak berdaya ini.
Amin. Amin. Amin ya Rabbal
‘alamin.
رَبَّنَا
آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ ,وصلى
الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين ، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب
العالمين
عبد الوارث على
Tidak ada komentar:
Posting Komentar